
 MotoBike - Mendongkrak performa Satria FU banyak 
caranya. Salah satunya yang ditempuh Ferdy Kurniawan dengan menanamkan 
piston Kawasaki Ninja 250R. Apa kelebihannya ya? Jika menilik ukuran, 
piston Satria FU dan Ninja 250R sama-sama 62 mm. Perbedaan mendasar ada 
pada puncak piston, “Ninja lebih jenong, sehingga kompresi lebih padat,”
 kata Patrisius Kurniawan, mekanik yang dipercaya Ferdy menggarap mesin.
 
  Efeknya
 yang disasar akselerasi jadi lebih cepat, cocok untuk karakter Ferdy 
yang doyan motor gesit. Namun pemasangan ternyata tak bisa plug n play. 
"Mesti dicoak, agar kompresi enggak ketinggian, kalau dibiarkan standar 
ruang bakar terlalu rapat, bakalan enggak bisa untuk harian,” terang 
Patrik, sapaan Patrisius.
Efeknya
 yang disasar akselerasi jadi lebih cepat, cocok untuk karakter Ferdy 
yang doyan motor gesit. Namun pemasangan ternyata tak bisa plug n play. 
"Mesti dicoak, agar kompresi enggak ketinggian, kalau dibiarkan standar 
ruang bakar terlalu rapat, bakalan enggak bisa untuk harian,” terang 
Patrik, sapaan Patrisius.
 
Pencoakan piston juga ada hubungannya dengan pemakaian kem DBS, yang punya lift hingga 7,6 mm. Standar hanya berkisar 6,7 mm, kalau dibiarkan apa adanya pasti benturan dengan klep.
 
  Sayang
 rasio kompresi tepatnya tak sempat dihitung oleh mekanik yang kini 
bergabung dengan Siam Motor di Palmerah, Jakbar ini. “Yang jelas wajib 
pakai Pertamax Plus,” anjurnya.
Sayang
 rasio kompresi tepatnya tak sempat dihitung oleh mekanik yang kini 
bergabung dengan Siam Motor di Palmerah, Jakbar ini. “Yang jelas wajib 
pakai Pertamax Plus,” anjurnya.
 
Guna memaksimalkan performa, saluran in dan ex pun dikorek. Untuk in di-porting sekitar 1 mm. Sedang ex hanya dihaluskan, serta arah porting dari klep kiri (jika dilihat dari depan) sedikit digerus, agar pas dengan lingkar dalam paking knalpot. Pelepas gas buang pakai DBS dengan silencer berlapis karbon.
 
  Mengoptimalkan
 performa, sisi pengapian juga diperhatikan. CDI lokal full programmable
 bikinan Rextor tipe Pro Drag RR diandalkan. Kombinasinya dengan koil 
Nology+hot wire. CDI ini di-setting Freddy A. Gautama, dari Ultraspeed 
Racing, di Ciledug.
Mengoptimalkan
 performa, sisi pengapian juga diperhatikan. CDI lokal full programmable
 bikinan Rextor tipe Pro Drag RR diandalkan. Kombinasinya dengan koil 
Nology+hot wire. CDI ini di-setting Freddy A. Gautama, dari Ultraspeed 
Racing, di Ciledug.
 
Biar performa makin gesit, sisi kaki-kaki pun diperingan. Pertama pelek diganti model jeruji berbahan aluminium, berikut swing arm, pakai bahan lebih ringan, namun dari sisi penampilan lebih kekar.
 
Terakhir sisi keselamatan yang di-upgrade. Kaliper 4 piston dipasang di sisi depan, berpadu cakram floating berdiameter lebar. Cieeettt…! .
 Efeknya
 yang disasar akselerasi jadi lebih cepat, cocok untuk karakter Ferdy 
yang doyan motor gesit. Namun pemasangan ternyata tak bisa plug n play. 
"Mesti dicoak, agar kompresi enggak ketinggian, kalau dibiarkan standar 
ruang bakar terlalu rapat, bakalan enggak bisa untuk harian,” terang 
Patrik, sapaan Patrisius.
Efeknya
 yang disasar akselerasi jadi lebih cepat, cocok untuk karakter Ferdy 
yang doyan motor gesit. Namun pemasangan ternyata tak bisa plug n play. 
"Mesti dicoak, agar kompresi enggak ketinggian, kalau dibiarkan standar 
ruang bakar terlalu rapat, bakalan enggak bisa untuk harian,” terang 
Patrik, sapaan Patrisius.Pencoakan piston juga ada hubungannya dengan pemakaian kem DBS, yang punya lift hingga 7,6 mm. Standar hanya berkisar 6,7 mm, kalau dibiarkan apa adanya pasti benturan dengan klep.
 Sayang
 rasio kompresi tepatnya tak sempat dihitung oleh mekanik yang kini 
bergabung dengan Siam Motor di Palmerah, Jakbar ini. “Yang jelas wajib 
pakai Pertamax Plus,” anjurnya.
Sayang
 rasio kompresi tepatnya tak sempat dihitung oleh mekanik yang kini 
bergabung dengan Siam Motor di Palmerah, Jakbar ini. “Yang jelas wajib 
pakai Pertamax Plus,” anjurnya.Guna memaksimalkan performa, saluran in dan ex pun dikorek. Untuk in di-porting sekitar 1 mm. Sedang ex hanya dihaluskan, serta arah porting dari klep kiri (jika dilihat dari depan) sedikit digerus, agar pas dengan lingkar dalam paking knalpot. Pelepas gas buang pakai DBS dengan silencer berlapis karbon.
 Mengoptimalkan
 performa, sisi pengapian juga diperhatikan. CDI lokal full programmable
 bikinan Rextor tipe Pro Drag RR diandalkan. Kombinasinya dengan koil 
Nology+hot wire. CDI ini di-setting Freddy A. Gautama, dari Ultraspeed 
Racing, di Ciledug.
Mengoptimalkan
 performa, sisi pengapian juga diperhatikan. CDI lokal full programmable
 bikinan Rextor tipe Pro Drag RR diandalkan. Kombinasinya dengan koil 
Nology+hot wire. CDI ini di-setting Freddy A. Gautama, dari Ultraspeed 
Racing, di Ciledug.Biar performa makin gesit, sisi kaki-kaki pun diperingan. Pertama pelek diganti model jeruji berbahan aluminium, berikut swing arm, pakai bahan lebih ringan, namun dari sisi penampilan lebih kekar.
Terakhir sisi keselamatan yang di-upgrade. Kaliper 4 piston dipasang di sisi depan, berpadu cakram floating berdiameter lebar. Cieeettt…! .

 Data Modifikasi
 
Pelek dpn-blkg : TK 1.40 x 17 & 1.60 x 17
 
Ban dpn-blkg : Michelin Pilot 60/90-17 & 70/90-17
 
Kaliper : Kitaco 4 piston
 
Cakram : Kitaco
 
Slang rem : HEL
 
Swing arm : DBS
 
Gir & rantai : Daytona Gold
 
Knalpot : DBS karbon
 
Footstep : Nui Adjustable
 
Sokbreker : Kitaco
 
Stabilizer sokbreker dpn : Racing One
 
Handgrip : Harris
 
Gas spontan : Magura
 
Handel rem & kopling : Kitaco
 
Master rem : Kitaco
 
Lampu dpn : Projector + HID
 
Voltmeter : Koso
 
Setang : Honda Sonic
 
Piston : Kawasaki Ninja 250R
 
Kem : DBS 280ยบ
 
Karburator : Keihin PE 28 Sudco
 
CDI : Shindengen/Rextor Pro Drag
 
Koil : Nology
Pelek dpn-blkg : TK 1.40 x 17 & 1.60 x 17
Ban dpn-blkg : Michelin Pilot 60/90-17 & 70/90-17
Kaliper : Kitaco 4 piston
Cakram : Kitaco
Slang rem : HEL
Swing arm : DBS
Gir & rantai : Daytona Gold
Knalpot : DBS karbon
Footstep : Nui Adjustable
Sokbreker : Kitaco
Stabilizer sokbreker dpn : Racing One
Handgrip : Harris
Gas spontan : Magura
Handel rem & kopling : Kitaco
Master rem : Kitaco
Lampu dpn : Projector + HID
Voltmeter : Koso
Setang : Honda Sonic
Piston : Kawasaki Ninja 250R
Kem : DBS 280ยบ
Karburator : Keihin PE 28 Sudco
CDI : Shindengen/Rextor Pro Drag
Koil : Nology
 
bro kalo satria hanya pake piston ninja 250 ditambah kompresi aja gimana , apa sudah mantap buat sehari-hari
BalasHapusYg bawa sapa yah??
BalasHapusdijual gak tuh gan ?
BalasHapus